4 BUMN Sampai Dijual? Jokowi Sama dengan Mega

Chanel - DI masa pemerintahan Megawati sejumlah BUMN dijual. Kini terbetik kabar, Presiden Jokowi juga akan menjual 4 BUMN lagi, di antaranya PT. Jasa Marga. Dulu Jokowi saat kampanye Pilpres pernah berjanji, mau beli kembali  (buy back) PT Indosat.
Maka sungguh ironis, janjinya dulu saja belum ditepati, malah mau nambah lagi penjualan asset negara. Bila rencana penjualan itu benar adanya, maka Jokowi sama saja dengan Mega. Tapi ungkapan lama mengatakan: buah jatuh takkan jauh dari pohonnya.
Ketika Megawati jadi presiden akibat  kecelakaan politik dilengserkannya Gus Dur, beban Megawati sebagai penerus memang berat. Dolar sempat menyentuh Rp 14.000,- sedangkan beban utang luar negeri membengkak, sementara APBN juga defisit. Untuk mengurangi beban dijualah sejumlah BMUN, di antaranya Indosat dan Aneka Tambang. Tapi turunkah utang negara? Ternyata tidak. Saat Megawati naik (2001), utang luar negeri tercatat Rp1.273,18 triliun tapi saat Megawati lengser (2004), tercatat menjadi Rp1.299,5 triliun.
Jokowi yang “petugas partai”-nya PDIP, baru menjabat sudah berwacana menjual pesawat kepresidenan dan kantor Kementrian BUMN. Sampai saat ini, kedua aset negara itu memang tidak atau belum terjual. Entah belum ada pembeli yang cocog harga, atau memang sama sekali batal.
Kini terbetik kabar, sehingga bikin Ketum Gerindra Prabowo menolak mentah-mentah, Jokowi hendak menjual lagi  atau tepatnya privatisasi 4 BUMN, yakni: PT Jasamarga, PT Waskita Karya, PT Adhi Karya dan PT Aneka Tambang. Yang bikin pesaing Jokowi dalam Pilpres itu geregetan, PT Jasamarga yang tinggal duduk saja duit sudah mengalir, kok mau dijual juga.
Beban APBN dan utang luar negeri di masa Jokowi memang tambah berat, dengan “menggila”-nya dolar AS. Tapi jika sampai kehabisan akal dan melego sejumlah BUMN, apakah Jokowi lupa akan janjinya saat nyapres dulu? Dalam debat Capres dia berjanji akan membeli kembali PT Indosat. Tapi apa yang terjadi sekarang? Janjinya belum dipenuhi malah mau nambah lagi menjual BUMN. Bila benar-benar terjadi, antara juragan partai sama “petugas partai”, ternyata sama saja, tukang jual BUMN

Sumber ( poskota)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.